Tentang Ngilo dan Mudik

Sunday, July 28, 2013

Source: Google


 "Tu namenye ngilooooo!" teriak temanku ketika Pak Budi bercerita mau pulang ke Palembang lebaran tahun ini.

  Ngilo (bahasa Sekayu) alias ngilir atau ilir berarti ujung/hilir. Ngilo itu dipakai untuk menjelaskan aktivitas mobilisasi menuju kampung halaman. Misal pulang kampung ke Palembang, seperti yang dilakukan Pak Budi, kepala cabang salah satu perusahaan leasing yang jadi mitra kami.
 Bukannya itu namanya MUDIK?

  Ya bedalah..
  Ngilo alias ngilir dan mudik itu adalah pulang kampung. Bahasa ilmiahnya Migrasi. Teman saya menjelaskan dengan sangat sederhana. Ngilo itu "pulang kampung" yang tujuannya bukan kampung melainkan kota. Contoh kasus Pak Budi. Mudik itu ya seperti yang dipahami bersama, "pulang kampung" yang memang menuju kampung dalam arti sesungguhnya. Dari biasanya hidup merantau ke kota lalu suatu waktu bergerak kembali ke kampung halaman-yg dalam ini bukan kota.

  InshaALLAH lebaran tahun ini saya mau "mudik" ke ranah Minang. Saya harus bilang mudik karena memang kampung halaman saya bukanlah kota. Dan Bos saya yang juga orang Minang tidak melakukan mudik tetapi ngilo ke Jakarta sana.

   Jadi kesimpulan yang dapat saya ambil dari penjelasan teman saya tersebut adalah mudik dan ngilo is the same thing dalam konteks migrasi/perantauan. Dan semua migrasi itu apapun jenisnya disebut Diaspora.

No comments:

Post a Comment