Sebelum 30 Tahun

Friday, July 06, 2012

Source: http://ahmadnurcholish.wordpress.com

Bismillah..
Insya ALLAH, jika diberi kesempatan umur saya ingin sekali melewati prestasi ibadah ayah. Beliau baru saja mengirim sms kepada saya dan mengatakan telah sampai di Makkah dan sedang menunggu maghrib. Ya beliau sedang menunaikan umrah. Alhamdullilah...

Dari dulu saya selalu menjadikan ayah sebagai standar dalam hal prestasi. Ayah saya adalah seorang ayah biasa. Tamatan sekolah dasar dan bekerja sebagai penjaga sekolah di kampung kami. Saya sangat menghormati dan mencintai beliau.

Maka beberapa prestasi ayah telah berhasil saya salip. Doa dan dukungan beliau mengiringi langkah-langkah kami. Walau sampai sekarang saya belum berhasil mengetahui harapan terbesar beliau kepada anak-anaknya. Yang ayah sering lakukan hanyalah menasehati dan mengingatkan kami agar selalu rendah hati.

* * *

Jujur saya sangat iri mendengar ayah yang sedang berada di Masjid Nabawi. Dalam percakapan di telepon siang itu saya menangis haru dan meminta beliau memotret setiap sudut Masjid Rasul itu. Sedang di dalam hati saya memanjatkan doa agar juga bisa kesana.

Saya cemburu
Saya iri

Iri yang bukan bermaksud menghilangkan nikmat orang lain, melainkan hanya sebagai cara menambah semangat diri untuk mencapai impian itu. Impian saya, menunaikan umrah paling lambat sebelum umur 30 tahun.

Saya perlu menghitung kemampuan diri. Sebagai karyawan biasa yang serba sederhana, saya perlu menyisihkan sebagian besar penghasilan saya. Minimal setiap bulan saya harus menyediakan dana Rp 500 ribu selama 6 tahun untuk membiayai perjalanan umrah itu. Insya ALLAH dengan menghemat jatah makan siang saya masih bisa bertahan :).

Demi impian itu...
Bismillah 

1 comment:

  1. wah ambisi yang luar biasa kawan, aku mendukung mu !

    ReplyDelete