Bila Sore...

Saturday, January 12, 2013

Bila sore melintasi daratan Randik dan anginnya membisiki aku bahwa jam kantor telah habis maka sesampai di rumah ku dapati wajah pertama ialah dirinya yang tengah ceria. Dengan suaranya yg khas, adikku akan menyambut aku dengan pertanyaan, "Agghii ana Bang?"
 Darimana Bang? Itu maksudnya.

 "Balik begawe dek..." 
Lalu dia kembali senyum

"Farid dem mandi lum?"tanya aku sambil mencoba merangkulnya. 

"Belum". Dia mencoba menghindari tangkapanku. Mungkin dia sedang tak mau digendong. 


    Dia mengambil raket mini. Mengayun dan memutarnya perlahan. Aku tahu kode itu. Seperti biasa dia ingin mengajakku main bulutangkis.


Lihatlah... 
   Dia tak berniat mengajakku main bersama rupanya. Hanya ingin bermain solo. 
  Adekku yg imut ini begitu antusias. Begitu bersemangat dia sore itu. Dengan lincah dia kesana-kemari mengejar cock dan memukulnya sebelum jatuh ke tanah. Sesekali dia menghela nafas panjang setelah gagal memukul. Kadang berteriak-tengah sembari mengejar cock yang menukik ke arah yang tak dia duga. 
  Aku begitu kagum dengan semangat yang dimilikinya. Karena dibalik semangat itu tersimpan sesuatu yang semoga dia tak ingat. Bahwa telapak kaki kirinya telah luka karena menginjak semacam peniti kemaren. 
  Entah dia lupa atas luka itu atau memang udah sembuh yang pasti dalam hal semangat adekku adalah mentorku.

No comments:

Post a Comment